Sabtu, 17 September 2011

Si Merah Delima (Punica granatum)

CERITA SEKITAR SI MERAH DELIMA (Punica granatum)
Syarat Tumbuh
Tanaman delima sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Ada tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Daerah yang baik untuk pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang dan panas dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Akan tetapi banyak juga dijumpai di dataran rendah seperti di Jakarta.
Selain dengan biji, delima diperbanyak dengan stek, tunas akar, dan cangkok. Kadang-kadang orang menggunakan cara runduk, atau sambungan untuk memperbanyak pohonnya. Namun untuk menjadi tanaman varietas unggul hanya dapat diperbanyak dengan pemangkasan batang tanaman sepanjang 25–30 cm, yang kemudian dapat ditanam dalam tanah terbuka.Delima pada umumnya tumbuh di berbagai lahan dan jenis cuaca, namun buah yang bermutu baik, hanya dapat dipanen bila saat itu udara hangat dan kering.


Ciri Tanaman
Tanaman delima berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 25 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daunnya bertangkai berbentuk bulat telur memanjang, mengkilat dan berukuran kecil. Bunga 1-5 kuntum, muncul di ujung percabangan dan di ketiak daun teratas, berwarna merah atau putih kekuningan, tapi ada juga berwarna ungu kehitaman.
Buahnya berbentuk bulat dengan diameter 512 cm, warnanya merah mengkilap, kekuningan, putih, coklat kemerah-merahan atau ungu kehitaman, bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih, rasanya asam manis segar. Tumbuhan ini berbuah sepanjang tahun.
Delima (Punica Granatum L.) Obat Tradisional Indonesia Yang Merupakan Sumber Antioksidan
Semua pohon delima mempunyai buah yang kulitnya berasa sepat, begitu pula akarnya.
Manfaat Pohon Delima
Kalau di dalam formulasi obat tradisional digunakan kulit buah dan akar delima, di dalam pengobatan herbal modern yang telah dikembangkan sebagai obat adalah ekstrak buah, ekstrak kulit buah, jus buah, jam buah, jelli buah, konsentrat jus buah, anggur buah dan minyak biji delima. Semua khasiat sediaan delima disebabkan kandungan berbagai senyawa polifenol yang aktivitas antioksidannya sangat tinggi. Minyak biji delima (MBD) mengandung lebih dari 70% asam-asam linolenat terkonyugasi (ALT) termasuk asam punisat (punicic acid) yang merupakan asam lemak tidak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh ini mempunyai khasiat yang potensial terhadap metabolisme lipid pada tikus obesitas yang menderita hiperlipidemia. Berbeda dengan asam linoleat terkonyugasi (ALT), asam lemak MBD mempunyai 3 ikatan rangkap, sedangkan ALT hanya 2 ikatan rangkap. Di samping itu MBD juga mengandung banyak sekali asam punisat, senyawa yang mirip ALT, bahkan disebut super ALT yang potensinya lebih besar dari ALT. MBD juga mengandung fitoestrogen mirip estrogen yang diproduksi dalam tubuh manusia.
Penelitian lain menggunakan konsentrat jus delima yang diberikan kepada penderita diabetes tipe II yang juga menderita hiperlipidemia. Pasien yang diberi konsentrat jus delima 40 g sehari selama 8 minggu menunjukkan hasil penurunan kolesterol total, kolesterol LDL, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/kolesterol HDL. Tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada triasilgliserol dan kolesterol HDL
Dalam segi medis, buah delima dikenal bermanfaat karena memiliki kandungan anti oksidan yang sangat berguna dalam darah sebagai pencegahan penyakit kanker dan jantung akibat berlebihnya timbunan lemak dalam darah. Sering dibuat menjadi sirup yang dikenal sebagai  Grenadine syrup dan mulai besar-besaran diproduksi terutama di Persia/Iran dan Syria sebagai minuman khas dan obat. Khasiat lain adalah jus delima bisa berfungsi juga sebagai antiseptic pembersih luka, bahkan dahulu sebelum kawasan Laut Tengah mengenal buah tomat, jus delima dijadikan sebagai bumbu masak.
“Jus delimanya satu!” adalah sebuah kalimat yang selalu ingin saya ucapkan di tempat-tempat makan, jarang saya temui ada.
BUAH delima memang mempunyai banyak manfaat. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan kulit buah delima rupanya dapat digunakan untuk memerangi infeksi termasuk yang disebabkan bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang sangat berbahaya. Tim peneliti Universitas Kingston, Inggris, mengatakan kemampuan kulit buah delima melawan infeksi semakin meningkat apabila dicampur dengan vitamin C dan garam logam.  "Kami sudah mengembangkan salep oles yang berhasil menyerang mikroba-mikroba tahan obat. Ini sebuah terobosan dan sebuah contoh keefektifan dari menambahkan komponen-komponen lain untuk menciptakan produk yang lebih aktif," ungkap ketua penelitian Declan Naughton. Eksperimen-eksperimen Naughton dkk menemukan percampuran antara kulit buah delima dan garam logam adalah kombinasi paling ampuh untuk mengatasi MRSA. Bahkan jika kedua bahan itu ditambah vitamin C, akan menghasilkan obat yang efektif untuk melawan jenis-jenis infeksi rumah sakit lainnya.



Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian daging buah, kulit buah, kulit batang, dan akar delima dapat diramu sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit.
Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30 persen elligatannin (tannin), triterpenoid, dan 0,5-1 persen alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang sangat toksik atau beracun, methylpelletierine, dan pseudopelletierine. Biji, daun, serta bunga delima juga telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan.
Sejak berabad-abad yang lalu, tanaman delima telah dikenal sebagai obat manjur untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan, seperti diare dan disentri. Hal itu disebabkan tingginya kandungan tannin yang berkhasiat sebagai astringen, yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus.
Kulit kayu dengan kandungan alkaloid pelletierine, lebih berkhasiat terhadap cacing pita (faenia) daripada cacing gelang (Askaris). Adanya tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini, disarankan puasa terlebih dahulu sekitar 12 jam. Sejak zaman dahulu, buah delima sudah dikenal sebagai obat cacing. Ahli obat bangsa Yunani, Dioscorides, yang hidup pada abad ke-1, memanfaatkannya untuk tujuan tersebut. Alkaloid yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima menyebabkan cacing melepaskan pegangannya dari dinding usus, sehingga terbawa bersama tinja ke luar tubuh.
Namun, khasiat buah delima tersebut kemudian terlupakan di Eropa selama 1.800 tahun. Baru pada abad ke-19 para ahli pengobatan Barat mulai menelitinya kembali. Hal itu bermula karena ada orang Inggris yang disembuhkan dari penyakit cacingan setelah diberi ramuan buah delima oleh seorang herbalis India.
Sifat kelat dari kulit batang, daun, buah mentah, dan kulit buah dimanfaatkan dalam bentuk godokan untuk mengobati diare dan disentri. Kekelatannya itu disebabkan oleh senyawa tannin yang banyak terdapat pada bagian tanaman tersebut. Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri amuba. Senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tannin, tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang delima, yaitu pelletierine dan pseudopelletierine. Karena pelletierine dan isopelletierine sangat toksik, terutama yang terdapat pada kulit kayu dan kulit akarnya, penggunaan ekstrak kulit kayu dan akar delima sebagai pengobatan harus mendapat pengawasan dan seorang herbalis berpengalaman.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tannin yang terkandung pada tanaman delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tetapi juga melawan virus, antara lain penyebab penyakit cacar. Penelitian terbaru melaporkan bahwa delima dapat digunakan sebagai obat antidiabetes melitus atau kencing manis.
Kehadiran tannin juga dilaporkan dapat mereduksi risiko penyakit jantung. Hal itu, disebabkan oleh kemampuan tannin untuk mereduksi oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Buah delima juga dapat mereduksi penyakit tekanan darah tinggi dengan menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (penyebab darah tinggi).
Menurut pengobatan herbal tradisional Cina, biji delima mempunyai khasiat antiradang dan obat mujarab untuk mengatasi rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas), bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya.
Begitu juga kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringat banyak. Sakit tenggorokan juga bisa diobati dengan berkumur air rebusan kulit akar delima.
Manfaat delima sebagai obat tidak hanya didasarkan pada pengalaman para pengobat tradisional. Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat tanaman delima. Penelitian Dr. Navarro dari Instituto Mexicano del Seguro Social, Meksiko, membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima merupakan senyawa yang ampuh melawan bakteri penyebab diare, yaitu: Staphylloccus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Candida albicans.

Hambat Pertumbuhan Sel Kanker
Berdasarkan penelitian di University of California, AS, buah delima mempunyai efek ekstrogenik, yaitu menangkal gangguan menopause dan mencegah kanker pada organ-organ reproduksi. Jus delima yang telah difermentasi dan minyak yang diambil dari biji delima, juga diketahui aktif sebagai antioksidan yang setara dengan teh hijau.
Dengan minum satu gelas jus delima setiap hari, kita akan mendapatkan asupan senyawa antioksidan polifenol sebanyak 100 mg. Senyawa ini dapat melumpuhkan sel kanker dan memulihkan dinding arteri dari proses pengerasan. Biji delima juga mengandung polifenol. Itulah sebabnya jika membuat jus delima, sebaiknya diblender bersama bijinya.
Ekstrak buah delima mera secara in vitro (uji di luar tubuh) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sehingga dapat bersifat kemopreventif (mencegah) atau kemoterapis (mengobati) sel kanker prostat (Malik et al, 2005). beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak delima juga berkhasiat untuk mencegah kanker payudara dan kanker kolon.
Penelitian para dokter di University of California menunjukkan bahwa sari buah delima dapat digunakan untuk menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA). PSA merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat. Penelitan tersbut melibatkan 50 pasien yang sudah menjalani operasi maupun yang memperoleh terapi radiasi.
Setengah dari pasien tersebut diminta minum sari buah delima setiap hari dan setengah lainnya tidak (kelompok kontrol). Kadar PSA pasien itu kemudian dimonitor setiap bulan. Kadar PSA mereka yang tidak minum sari buah delima akan meningkat menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 15 bulan. Ada pun kadar PSA kelompok peminum sari buah delima memerlukan waktu hingga 54 bulan untuk meningkat menjadi dua kali lipat.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar PSA menjadi dua kali lipat tersebut oleh periset dipandang menguntungkan. Mereka jadi bisa menunda perawatan dengan hormon maupun kemoterapi, yang berarti menjauhkan mereka dari segala efek buruk yang menyertai terapi tersebut, membuka peluang untuk hidup lebih lama, serta memperoleh terapi lain yang tidak berbahaya.

Tunda Penuaan Kulit dan Turunkan Kolesterol.
Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia. Pada tahun 1970-an, fitosterol diketahui berfungsi menurunkan kadar kolesterol di dalam darah dan mencegah penyakit jantung, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Beberapa hasil penelitian membuktikan fitosterol dapat mencegah penyakit kanker lewat berbagai mekanisme, yaitu menghambat pemecahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan memodifikasi beberapa hormon yang berpotensi untuk menumbuhkan sel tumor (Awad et al, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Anticancer Research, terdapat hubungan signifikan antara konsumsi fitosterol dan pengobatan penyakit kanker. Hewan yang mengonsumsi fitosterol mempunyai ukuran tumor 33 persen lebih kecil dan sel kanker 20 persen Iebih sedikit, dibandingkan dengan kelompok kontrolnya.
Selain itu, fitosterol juga dapat membentuk permeabilitas kulit yang baik. Fitosterol dapat menjaga kelembaban kulit dan meningkatkan metabolisme kulit, serta mencegah inflamasi pada kulit. Fitosterol juga dapat mencegah penuaan kulit dan crythema, yang disebabkan oleh polarisasi sinar matahari. Fitosterol juga membantu meningkatkan pertumbuhan rambut. Fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan. Fitosterol merupakan komponen penting pada sintesis vitamin D3 (Huang, 2004). Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi 2-3 gram fitosterol sehari dapat mencegah PJK (penyakit jantung koroner) hingga 25 persen. Fitosterol juga mempunyai manfaat bagi penderita diabetes. Konsumsi fitosterol dalam jumlah yang cukup diketahui dapat menjaga keseimbangan gula darah.

Delima sebagai obat di Bali
Dalam dunia pengobatan tradisional di Bali, delima putih (Punica granatum L) mendapat perhatian penting karena khasiatnya yang istimewa. Karenanya, orang kerap secara khusus ingin menanam buah yang pohonnya setinggi 2-5 meter ini. Dalam lontar Taru Premana sebagaimana diterjemahkan Dra. I Gusti Segatri Putra dalam buku Taru Premana : Khasiat Tanam-tanaman untuk Obat Tradisional (1999) disebutkan buah delima putih memiliki khasiat sejuk (tis). Buah ini dapat dipergunakan untuk obat sakit perut dan tekanan darah rendah, badan terasa letih atau lesu serta kelelahan.
Cara meraciknya, buah delima putih itu ditumbuk, diisi dengan kuning telur ayam ireng, madu, temu tis tiga iris. Inilah yang kemudian diminum sebagai loloh (jamu). Selain itu, menurut Prof. Dr. I Gusti Ngurah Nala seperti ditulis dalam buku Usada Bali (1991), delima putih juga berkhasiat untuk mengobati penyakit cacing pita dan wandu (impotensi). Untuk mengobati cacing pita, yang dicari adalah akar delima putih dilengkapi dengan berambang (bawang putih). Cara pengolahannya dengan digerus halus, ditambah air kemudian disaring dijadikan loloh untuk diminum.
Sementara untuk mengobati impotensi, yang diambil adalah buah delima putih yang sudah masak, buah kelapa muda mulung, ketan gajih, gula menggala (dapat pula dipergunakan gula aren), gula sari, gula pasir dan madu. Cara pengolahannya, perasan buah delima, daging kelapa, ketan gajih direndam, semua gula direbus, diaduk, digerus halus. Hasil olahan itu dijadikan loloh kemudian diminum.
Akan tetapi, untuk meracik obat-obat seperti disebutkan tadi, tidaklah cukup dengan pengetahuan yang terbatas semacam ini. Bagaimana pun, seperti layaknya di dunia medis, konsultasi kepada orang yang memang memiliki komptensi di bidang pengobatan tradisional wajib dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko atau setidaknya kegagalan dalam pengobatan.
Di samping untuk pengobatan, delima putih juga merupakan salah satu buah yang dipakai dalam perlengkapan upakara atau banten. Seperti ditulis dalam buku Taman Gumi Banten: Ensiklopedi Tanaman Upakara (LPM Unud, 2004) buah delima putih juga dipakai untuk banten suci, pule kerti, tetukon dan sejumlah banten lainnya. Delima putih dianggap melambangkan kesucian.
Delima putih digolongkan dalam habitus perdu dengan batang berkayu bulat bercabang duri. Daunnya tunggal dengan bentuk lanset, begitu juga bunganya pun tunggal. Delima putih tumbuh baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Delima putih lebih bisa tumbuh pada tanah gembur dengan suhu 25-30°C serta kelembaban udara 70-90 persen. Selain delima putih, ada tiga jenis buah delima lainnya yakni delima merah, delima hitam serta delima wanta.



Memetik Manfaat Buah Delima
Delima sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Ia bisa tumbuh baik di daerah bersuhu panas, atau daerah dengan musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan. Lebih baik lagi jika tanahnya liat, atau bermassa agak berat, dan subur. Tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh baik di dataran tinggi, sekitar 400-1.500 meter dari permukaan laut (dpl). Hanya saja, buah yang bermutu baik biasanya dipetik pada saat udara hangat dan kering.
Minim Informasi
Sayangnya, saat ini makin sedikit petani kebun yang membudidayakan tanaman delima. Mereka lebih tertarik menanam melon, semangka, mangga, apel, jambu air, stroberi, dan buah-buah lain yang bisa langsung dikonsumsi.
Minimnya informasi tentang manfaat delima memang menjadi salah satu penyebab mengapa tanaman ini kalah bersaing dari tanaman buah lainnya. Padahal tanaman ini bisa diperbanyak secara generatif (biji) maupun vegetatif (cangkok, okulasi).
Tapi untuk memperoleh hasil maksimal, apalagi jika bibitnya termasuk varietas unggul (delima merah), disarankan memperbanyak secara vegetaif. Misalnya dengan memangkas batang tanaman sepanjang 25-30 cm, lantas ditanam di atas tanah terbuka.
Batangnya bulat, kecil, dan bercabang-cabang, dengan tinggi bisa mencapai lima meter. Sedangkan daunnya bulat telur, dengan permukaan daun yang mengkilap.
Tanaman Berkhasiat
Berbagai jurnal kesehatan menyebutkan, sari buah delima bisa menjaga kesehatan jantung dan dapat mencegah/mengobati penyakit kanker (lihat pula Jus yang Menyehatkan).
Selain biji, bagian yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional antara kulit batang dan kulit akar, serta daun. Kulit akar dan kulit batangnya mengandung alkaloid peliterin, sebuah senyawa aktif untuk mengobati penyakit cacing dan diare. Tumbukan buah dan seduhannya juga berguna untuk menghentikan mencret atau disentri. Sementara air rebusan bunganya bisa dijadikan obat alternatif untuk meredakan sakit gigi.
Kulit akar, kulit batang, serta kulit buahnya juga mengandung zat penyamak (tanin), yang berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori, antiseptik dan hemostatik (obat keputihan). Kadar tanin tertinggi terdapat pada kulit akar (28 %), sedangkan kulit buah yang kering mengandung 26 persen tanin. Bahkan, menurut Anorital dan Yuningprapti (1995), kulit buah delima termasuk golongan slightly toxic serta memiliki daya anti-bakteri terhadap Salmonella typhi: penyebab penyakit tipus. Nah, mengapa kita tidak segera membudidayakannya? (Sriyati-32)


Buah Delima Merah
 
Di Indonesia, buah delima merah sering ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, sekaligus untuk dimakan buahnya. Bagi masyarakat Cina, buah delima merupakan salah satu buah wajib dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa bijinya yang banyak merupakan simbol rezeki yang melimpah. Seluruh bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Buahnya sendiri mengandung zat-zat yang menyehatkan dan mampu mencegah segala macam penyakit.
Jus delima yang dibuat kumur terlebih dahulu sebelum diminum membantu membersihkan mulut dan gigi, serta mencegah infeksi sehingga membantu menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. memakan dengan perlahan-lahan buah delima dan mengeluarkan bijinya dapat menjernihkan suara yang serak dan menghindari kekeringan tenggorokan. Manfaat lainnya, kandungan zat tanin dalam buah delima dapat membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus sehingga mereka dapat dikeluarkan melalui air besar. Cara ini sudah biasa digunakan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.




Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.
Pemanfaatan :

Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine (C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga

Delima memang istimewa. Dalam bentuk buahnya yang cantik, terkandung zat-zat yang menyehatkan dan mampu mencegah segala macam penyakit, mulai dari cacingan sampai berbagai jenis kanker. Seluruh bagian dari tanaman ini pun bermanfaat bagi kesehatan.
Di Indonesia, delima dikenal dengan beberapa sebutan, tergantung daerahnya, seperti delima (Melayu), glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).
Ada tiga jenis delima yang tersebar di Indonesia, dikelompokkan berdasarkan warna buahnya, yaitu Delima putih, Delima merah, dan Delima hitam. Dari ketiga jenis itu, yang paling terkenal adalah delima merah. Delima merah sering ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, sekaligus untuk dimakan buahnya. Beberapa kultivarnya yang kerdil bahkan telah dikembangkan khusus sebagai tanaman hias. Delima merah memiliki rasa yang lebih manis dan segar, sedangkan delima putih rasanya lebih sepat dan kesat, serta kurang manis. Rasa kesat pada delima putih disebabkan oleh kandungan flavonoid (golongan polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah sebagai antioksidan. Hal itulah yang menyebabkan delima putih sering dimanfaatkan sebagai obat. Belakangan ini jenis delima putih agak sulit ditemukan di pasaran. Berdasarkan penelitian, kulit buah delima putih mengandung zat samak sebanyak 25-28 persen dan lendir 30 persen.
Delima hitam kini menjadi tanaman langka yang tidak dikenal secara luas. Padahal, menurut para ahli, delima hitam lebih baik khasiatnya dibandingkan dengan delima putih. Delima merupakan tumbuhan asli Persia dan daerah Himalaya di India Selatan. Menurut cerita, Pharaoh Tuthmosis membawanya ke Mesir pada tahun 1500 Sebelum Masehi. Dari sini, delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Konon, tanaman ini bisa sampai ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416.
Selama berabad-abad buah delima - telah dipakai sebagai simbol kesuburan di banyak agama dan kebudayaan. Sisa-sisa kepercayaan ini antara lain bisa dilihat pada upacara nujuh bulan kehamilan pada masyarakat Jawa. Pada acara tersebut, buah delima sebagai lambang kesuburan selalu hadir sebagai salah satu bahan rujak. Bagi masyarakat Cina, buah delima merupakan salah satu buah wajib dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa bijinya yang banyak merupakan simbol rezeki yang melimpah.


Komposisi Gizi
Umumnya orang mengenal delima karena bentuk buahnya yang menarik, sehingga sering disajikan di meja untuk dimakan segar, tanpa memperhatikan khasiatnya. Buah yang sudah matang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima adalah: energi 68 kkal, air 81 g; protein 0,95 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 17,2 g. Komposisi gizi secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel.






Delima Si Cantik yang Istimewa
Natural Healing Tue, 13 May 2008 15:00:00 WIB
Delima memang istimewa. Dalam bentuk buahnya yang cantik, terkandung zat-zat yang menyehatkan dan mampu mencegah segala macam penyakit, mulai dari cacingan sampai berbagai jenis kanker. Seluruh bagian dari tanaman ini pun bermanfaat bagi kesehatan.
Di Indonesia, delima dikenal dengan beberapa sebutan, tergantung daerahnya, seperti delima (Melayu), glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).

Ada tiga jenis delima yang tersebar di Indonesia, dikelompokkan berdasarkan warna buahnya, yaitu Delima putih, Delima merah, dan Delima hitam. Dari ketiga jenis itu, yang paling terkenal adalah delima merah.
Delima merah sering ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, sekaligus untuk dimakan buahnya. Beberapa kultivarnya yang kerdil bahkan telah dikembangkan khusus sebagai tanaman hias. Delima merah memiliki rasa yang lebih manis dan segar, sedangkan delima putih rasanya lebih sepat dan kesat, serta kurang manis.
Rasa kesat pada delima putih disebabkan oleh kandungan flavonoid (golongan polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah sebagai antioksidan. Hal itulah yang menyebabkan delima putih sering dimanfaatkan sebagai obat. Belakangan ini jenis delima putih agak sulit ditemukan di pasaran. Berdasarkan penelitian, kulit buah delima putih mengandung zat samak sebanyak 25-28 persen dan lendir 30 persen.
Delima hitam kini menjadi tanaman langka yang tidak dikenal secara luas. Padahal, menurut para ahli, delima hitam lebih baik khasiatnya dibandingkan dengan delima putih.
Delima merupakan tumbuhan asli Persia dan daerah Himalaya di India Selatan. Menurut cerita, Pharaoh Tuthmosis membawanya ke Mesir pada tahun 1500 Sebelum Masehi. Dari sini, delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Konon, tanaman ini bisa sampai ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416.
Selama berabad-abad buah delima - telah dipakai sebagai simbol kesuburan di banyak agama dan kebudayaan. Sisa-sisa kepercayaan ini antara lain bisa dilihat pada upacara nujuh bulan kehamilan pada masyarakat Jawa. Pada acara tersebut, buah delima sebagai lambang kesuburan selalu hadir sebagai salah satu bahan rujak.
Bagi masyarakat Cina, buah delima merupakan salah satu buah wajib dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa bijinya yang banyak merupakan simbol rezeki yang melimpah.

Komposisi Gizi
Umumnya orang mengenal delima karena bentuk buahnya yang menarik, sehingga sering disajikan di meja untuk dimakan segar, tanpa memperhatikan khasiatnya. Buah yang sudah matang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima adalah: energi 68 kkal, air 81 g; protein 0,95 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 17,2 g. Komposisi gizi secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel.

Komposisi Gizi per 100 gram Buah Delima
Komponen Gizi
Kadar
Air (g)
80,97
Energi (kkal)
68
Protein (g)
0,95
Lemak (g)
0,3
Karbohidrat (g)
17,17
Serat (g)
0,6
Kalsium (mg)
3
Besi (mg)
0,3
Magnesium (mg)
3
Fosfor (mg)
8
Kalium (mg)
259
Natrium (mg)
3
Seng (mg)
0,12
Tembaga (mg)
0,07
Selenium (mkg)
0,6
Vitamin C (mg)
6,1
Thiamin (mg)
0,03
Riboflavin (mg)
0,03
Niasin (mg)
0,3
Asam pantotenat (mg)
0,596
Vitamin B6 (mg)
0,105
Asam folat (mkg)
6
Fitosterol (mg)
17
Sumber: www.asiamaya.com


Kandungan lainnya adalah gula inversi 20 persen (5-10 persen di antaranya berupa glukosa), asam sitrat (0,5-3,5 persen), asam borat, dan asam malat. Kombinasi tersebut menyebabkan buah delima berasa manis-asam menyegarkan. Asam malat juga bermanfaat untuk memperlancar metabolisme karbohidrat.
Mineral yang paling dominan adalah kalium (259 mg/ 100 g). Selain untuk menjaga tekanan osmotik (mencegah hipertensi), kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat.
Di lain pihak, kandungan mineral natriumnya sangat rendah, yaitu 3 mg/ 100 g. Hal ini menguntungkan karena natrium berpotensi merugikan, yaitu dapat menimbulkan hipertensi (kebalikan dari kalium).
Dari Rujak Hingga Sirop
Buah delima merupakan simbol tua dari kemakmuran dan kesuburan, yaitu dalam bentuk upacara rujakan pada selamatan tujuh bulan kehamilan, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dan suku-suku lainnya di Indonesia. Selain dalam bentuk rujak, buah delima juga dikonsumsi dalam keadaan segar, jus, konsentrat atau sirop.
Jus delima merupakan minuman yang sangat populer di Eropa Timur dan India. Jus delima mulai dipasarkan secara luas di Amerika pada tahun 2004. Jus delima dapat diolah menjadi sirop grenadin, yaitu jus delima yang dikentalkan dan diberi gula. Minuman tersebut sangat berguna sebagai penyegar dan penghalau dahaga.
Akhir-akhir ini produksi dan kualitas buah di Asia Tenggara cenderung semakin menurun. Penyebabnya, hampir setiap bagian dari pohon delima dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengobatan, sehingga konsentrasi ke arah kualitas buah menjadi berkurang. Saat ini komponen tanaman delima selalu muncul dalam berbagai materia medika masyarakat Timur, yaitu untuk tujuan pengobatan berbagai penyakit.

Obat Segala Macam Penyakit
Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian daging buah, kulit buah, kulit batang, dan akar delima dapat diramu sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit.

Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30 persen elligatannin (tannin), triterpenoid, dan 0,5-1 persen alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang sangat toksik atau beracun, methylpelletierine, dan pseudopelletierine. Biji, daun, serta bunga delima juga telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan.
Sejak berabad-abad yang lalu, tanaman delima telah dikenal sebagai obat manjur untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan, seperti diare dan disentri. Hal itu disebabkan tingginya kandungan tannin yang berkhasiat sebagai astringen, yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus.
Kulit kayu dengan kandungan alkaloid pelletierine, lebih berkhasiat terhadap cacing pita (faenia) daripada cacing gelang (Askaris). Adanya tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini, disarankan puasa terlebih dahulu sekitar 12 jam.
Sejak zaman dahulu, buah delima sudah dikenal sebagai obat cacing. Ahli obat bangsa Yunani, Dioscorides, yang hidup pada abad ke-1, memanfaatkannya untuk tujuan tersebut. Alkaloid yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima menyebabkan cacing melepaskan pegangannya dari dinding usus, sehingga terbawa bersama tinja ke luar tubuh.

Namun, khasiat buah delima tersebut kemudian terlupakan di Eropa selama 1.800 tahun. Baru pada abad ke-19 para ahli pengobatan Barat mulai menelitinya kembali. Hal itu bermula karena ada orang Inggris yang disembuhkan dari penyakit cacingan setelah diberi
ramuan buah delima oleh seorang herbalis India.
Sifat kelat dari kulit batang, daun, buah mentah, dan kulit buah dimanfaatkan dalam bentuk godokan untuk mengobati diare dan disentri. Kekelatannya itu disebabkan oleh senyawa tannin yang banyak terdapat pada bagian tanaman tersebut.
Penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa tannin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histolytica, penyebab disentri amuba. Senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tannin, tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang delima, yaitu pelletierine dan pseudopelletierine. Karena pelletierine dan isopelletierine sangat toksik, terutama yang terdapat pada kulit kayu dan kulit akarnya, penggunaan ekstrak kulit kayu dan akar delima sebagai pengobatan harus mendapat pengawasan dan seorang herbalis berpengalaman.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tannin yang terkandung pada tanaman delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tetapi juga melawan virus, antara lain penyebab penyakit cacar. Penelitian terbaru melaporkan bahwa delima dapat digunakan sebagai obat antidiabetes melitus atau kencing manis.
Kehadiran tannin juga dilaporkan dapat mereduksi risiko penyakit jantung. Hal itu, disebabkan oleh kemampuan tannin untuk mereduksi oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat). Buah delima juga dapat mereduksi penyakit tekanan darah tinggi dengan menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II (penyebab darah tinggi).
Menurut pengobatan herbal tradisional Cina, biji delima mempunyai khasiat antiradang dan obat mujarab untuk mengatasi rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas), bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya.
Begitu juga kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringat banyak. Sakit tenggorokan juga bisa diobati dengan berkumur air rebusan kulit akar delima. Manfaat delima sebagai obat tidak hanya didasarkan pada pengalaman para pengobat tradisional. Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat tanaman delima. Penelitian Dr. Navarro dari Instituto Mexicano del Seguro Social, Meksiko, membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima merupakan senyawa yang ampuh melawan bakteri penyebab diare, yaitu: Staphylloccus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Candida albicans.

Hambat Pertumbuhan Sel Kanker
Berdasarkan penelitian di University of California, AS, buah delima mempunyai efek ekstrogenik, yaitu menangkal gangguan menopause dan mencegah kanker pada organ-organ reproduksi. Jus delima yang telah difermentasi dan minyak yang diambil dari biji delima, juga diketahui aktif sebagai antioksidan yang setara dengan teh hijau.
Dengan minum satu gelas jus delima setiap hari, kita akan mendapatkan asupan senyawa antioksidan polifenol sebanyak 100 mg. Senyawa ini dapat melumpuhkan sel kanker dan memulihkan dinding arteri dari proses pengerasan. Biji delima juga mengandung polifenol. Itulah sebabnya jika membuat jus delima, sebaiknya diblender bersama bijinya.
Ekstrak buah delima mera secara in vitro (uji di luar tubuh) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sehingga dapat bersifat kemopreventif (mencegah) atau kemoterapis (mengobati) sel kanker prostat (Malik et al, 2005). beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak delima juga berkhasiat untuk mencegah kanker payudara dan kanker kolon.
Penelitian para dokter di University of California menunjukkan bahwa sari buah delima dapat digunakan untuk menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA). PSA merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat. Penelitan tersbut melibatkan 50 pasien yang sudah menjalani operasi maupun yang memperoleh terapi radiasi.
Setengah dari pasien tersebut diminta minum sari buah delima setiap hari dan setengah lainnya tidak (kelompok kontrol). Kadar PSA pasien itu kemudian dimonitor setiap bulan. Kadar PSA mereka yang tidak minum sari buah delima akan meningkat menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 15 bulan. Ada pun kadar PSA kelompok peminum sari buah delima memerlukan waktu hingga 54 bulan untuk meningkat menjadi dua kali lipat.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar PSA menjadi dua kali lipat tersebut oleh periset dipandang menguntungkan. Mereka jadi bisa menunda perawatan dengan hormon maupun kemoterapi, yang berarti menjauhkan mereka dari segala efek buruk yang menyertai terapi tersebut, membuka peluang untuk hidup lebih lama, serta
memperoleh terapi lain yang tidak berbahaya.



Tunda Penuaan Kulit dan Turunkan Kolesterol
Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia. Pada tahun 1970-an, fitosterol diketahui berfungsi menurunkan kadar kolesterol di dalam darah dan mencegah penyakit jantung, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Beberapa hasil penelitian membuktikan fitosterol dapat mencegah penyakit kanker lewat berbagai mekanisme, yaitu menghambat pemecahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan memodifikasi beberapa hormon yang berpotensi untuk menumbuhkan sel tumor (Awad et al, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Anticancer Research, terdapat hubungan signifikan antara konsumsi fitosterol dan pengobatan penyakit kanker. Hewan yang mengonsumsi fitosterol mempunyai ukuran tumor 33 persen lebih kecil dan sel kanker 20 persen Iebih sedikit, dibandingkan dengan kelompok kontrolnya.
Selain itu, fitosterol juga dapat membentuk permeabilitas kulit yang baik. Fitosterol dapat menjaga kelembaban kulit dan meningkatkan metabolisme kulit, serta mencegah inflamasi pada kulit. Fitosterol juga dapat mencegah penuaan kulit dan crythema, yang disebabkan oleh polarisasi sinar matahari. Fitosterol juga membantu meningkatkan pertumbuhan rambut. Fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan.
Fitosterol merupakan komponen penting pada sintesis vitamin D3 (Huang, 2004). Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi 2-3 gram fitosterol sehari dapat mencegah PJK (penyakit jantung koroner) hingga 25 persen. Fitosterol juga mempunyai manfaat bagi penderita diabetes. Konsumsi fitosterol dalam jumlah yang cukup diketahui dapat menjaga keseimbangan gula darah.

Pohon Minyak Zaitun ,Delima Hitam dan Ara/Tin.
Ilmu Pengetahuan menyatakan bahwa pohon Zaitun , Pohon Delima Hitam dan pohon Ara/Tin, merupakan pohon yang berumur panjang untuk masa yang lebih dari seratus tahun. Ia menghasilkan buah secara terus-menerus tanpa harus menguras tenaga manusia, sebagaimana ia akan selalu nampak indah bila dipandang. Historycal Pohon Zaitun,Delima dan Ara/Tin tertulis pada buku suci ,Al-Quran, Injil dan Taurat. Dan banyak diriwayatkan oleh rasul-rasul Tuhan. Berbagai penelitian ilmiah menyatakan bahwa buah Zaitun, Ara/Tin dan Delima  tergolong zat makanan yang bagus. Di dalamnya terdapat kadar protein ,gizi dan anti oxidant yang besar, sebagaimana ia memiliki kadar garam yang mengandung kalsium, zat besi, dan fosfat. Ini merupakan zat-zat penting dan vital yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Disamping itu buah/daun/minyak/juice  Zaitun,Ara/Tin dan Buah delima dapat digunakan sebagai anti infeksi organ dalam, seperti,ginjal,empedu dan mengandung senyawa koloid yang dapat membunuh sel-sel cancer.
Allah  berfirman, Dan pohon yang (tumbuh) keluar dari Tursina, yang (pohon
zaitun) itu menghasilkan minyak dan menjadi kuat bagi orang-orang yang makan.
Demikian pula di didalam hadits Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam , beliau
bersabda,Hendaklah kalian menggunakan minyak zaitun sebagai lauk dan buatlah
ia sebagai minyak oles, karena ia (minyak zaitun) berasal dari pohon yang
diberkahi
(HR Abu Daud, disebutkan dalam Shahihul-Jami™ no 4921 dan
menurut Syaikh Al Albani ini merupakan hadits shahih).
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda,  Sekiranya aku katakan, Sesungguhnya buah yang turun dari Surga maka aku katakan, inilah buahnya (Tiin), sesungguhnya buah surga tiada keraguannya. (Hadis riwayat Abu Darba; Suyuti.
Pada historikal Injil Umat Kristiani: Gua di mana Yesus berdoa sepanjang malam, bukanlah gua di mana Ia biasa berdoa di Bukit Zaitun. Biasanya Ia pergi ke suatu pondok yang lebih jauh letaknya, di mana, suatu hari, setelah mengutuk pohon ara yang tak berbuah, Ia berdoa dengan jiwa yang amat berduka, dengan tangan-tangan-Nya terentang, sembari menyandarkan diri ke sebuah batu karang.

Delima dari bali
Dalam dunia pengobatan tradisional di Bali, delima putih (Punica granatum L) mendapat perhatian penting karena khasiatnya yang istimewa. Karenanya, orang kerap secara khusus ingin menanam buah yang pohonnya setinggi 2-5 meter ini. Dalam lontar Taru Premana sebagaimana diterjemahkan Dra. I Gusti Segatri Putra dalam buku Taru Premana : Khasiat Tanam-tanaman untuk Obat Tradisional (1999) disebutkan buah delima putih memiliki khasiat sejuk (tis). Buah ini dapat dipergunakan untuk obat sakit perut dan tekanan darah rendah, badan terasa letih atau lesu serta kelelahan. Cara meraciknya, buah delima putih itu ditumbuk, diisi dengan kuning telur ayam ireng, madu, temu tis tiga iris. Inilah yang kemudian diminum sebagai loloh (jamu).

Selain itu, menurut Prof. Dr. I Gusti Ngurah Nala seperti ditulis dalam buku Usada Bali (1991), delima putih juga berkhasiat untuk mengobati penyakit cacing pita dan wandu (impotensi). Untuk mengobati cacing pita, yang dicari adalah akar delima putih dilengkapi dengan berambang (bawang putih). Cara pengolahannya dengan digerus halus, ditambah air kemudian disaring dijadikan loloh untuk diminum.
Sementara untuk mengobati impotensi, yang diambil adalah buah delima putih yang sudah masak, buah kelapa muda mulung, ketan gajih, gula menggala (dapat pula dipergunakan gula aren), gula sari, gula pasir dan madu. Cara pengolahannya, perasan buah delima, daging kelapa, ketan gajih direndam, semua gula direbus, diaduk, digerus halus. Hasil olahan itu dijadikan loloh kemudian diminum. Akan tetapi, untuk meracik obat-obat seperti disebutkan tadi, tidaklah cukup dengan pengetahuan yang terbatas semacam ini. Bagaimana pun, seperti layaknya di dunia medis, konsultasi kepada orang yang memang memiliki komptensi di bidang pengobatan tradisional wajib dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko atau setidaknya kegagalan dalam pengobatan. Di samping untuk pengobatan, delima putih juga merupakan salah satu buah yang dipakai dalam perlengkapan upakara atau banten. Seperti ditulis dalam buku Taman Gumi Banten: Ensiklopedi Tanaman Upakara (LPM Unud, 2004) buah delima putih juga dipakai untuk banten suci, pule kerti, tetukon dan sejumlah banten lainnya. Delima putih dianggap melambangkan kesucian.
Delima putih digolongkan dalam habitus perdu dengan batang berkayu bulat bercabang duri. Daunnya tunggal dengan bentuk lanset, begitu juga bunganya pun tunggal. Delima putih tumbuh baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Delima putih lebih bisa tumbuh pada tanah gembur dengan suhu 25-30°C serta kelembaban udara 70-90 persen. Selain delima putih, ada tiga jenis buah delima lainnya yakni delima merah, delima hitam serta delima wanta.

Buahnya cantik, khasiatnya banyak. Tetapi, awas! Si delima merah yang menggiurkan ini juga menyimpan racun yang berbahaya.Buah delima tidak mudah ditemukan di pasar, khususnya di daerah perkotaan. Bahkan generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenalnya. Padahal, tadinya buah ini begitu akrab dengan kehidupan tradisional masyarakat Indonesia. Tengok saja di Jawa, pada setiap acara nujuh bulan (bulan ketujuh kehamilan) delima wajib hadir sebagai pelengkap rujak yang terdiri dari tujuh macam buah-buahan. Pada bait-bait puisi, bibir gadis cantik digambarkan sebagai buah delima yang merekah.
Barangkali orang enggan mengenal dan mengkonsumsi buah delima karena buah ini mengandung biji dan keras pula. Apalagi untuk mendapatkannya cukup sulit. Wajarlah kalau tidak banyak yang mengenalnya.
Sebenarnya delima banyak jenisnya. Kini, di pasar buah dan pasar swalayan Anda bisa mendapatkan buah delima impor yang rasanya lebih oke, tidak lagi asam manis, tetapi benar-benar manis. Penampilannya pun lebih menarik. Bijinya? Tidak lagi menganggu, karena kini ada buah delima tanpa biji! Ada pula yang bijinya lunak dan tidak pahit bila digigit.

Yang Putih, Merah dan Hitam
Tanaman delima yang punya nama ilmiah Punica granatum L. (bahasa inggris pomegranate) ini merupakan tanaman semak yang bisa mencapai tinggi 6 meter. Memiliki batang bercabang banyak serta berduri. Bunganya merah atau putih. Ada juga yang ungu kehitaman. Bunga-bunga ini muncul dari ketiak daun dan berkembang menjadi buah eksotis yang bergelantungan pada cabang-cabang pohon. Bentuk buahnya seperti apel, dengan calyx atau mahkota yang menjadi ciri khasnya. Delima berbunga merah akanmenghasilkan buah delima berdaging merah. Buah dari bunga putih, dagingnya putih; jika bunganya ungu maka daging buahnya pun akan berwarna ungu.
Di dalam buah yang matang tersembunyi ratusan biji putih yang tertutup daging buah yang bening berwarna merah, putih atau ungu sesuai jenisnya. Daging buah inilah yang banyak mengandung air, yang rasanya manis-asam sampai manis-segar. Di Timur Tengah dan India biji buah delima ini sering ditaburkan di atas lauk sebagai garnis (dekorasi makanan) dan untuk pemanis.
Ada tiga jenis delima yang tersebar di Indonesia, yang dikelompokkan berdasarkan warna buahnya. Yaitu, delima putih, delima merah, dan delima hitam. Dari ketiga jenis itu yang paling terkenal adalah delima merah, yang sering ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias sekaligus dimakan buahnya. Delima putih paling banyak dimanfaatkan sebagai obat, atau untuk acara-acara seremonial, tetapi jenis ini sulit ditemukan. Apalagi, delima hitam kini menjadi tanaman langka yang tidak banyak diketahui orang. Padahal menurut para ahli, delima hitam lebih baik khasiatnya dibanding delima putih.
Dibawa Dari Persia
Delima merupakan tumbuhan asli Persia dan daerah Himalaya di Selatan India. Menurut cerita, pharaoh Tuthmosis membawanya ke Mesir pada 1500 Sebelum Masehi dari Asia. Dari sini, delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Konon, tanaman ini bisa sampai ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416. Selama berabad-abad buah delima dipakai sebagai simbol kesuburan di banyak agama dan kebudayaan.
Sisa-sisa kepercayaan ini antara lain bisa dilihat pada upacara nujuh bulan masyarakat Jawa. Buah delima sebagai lambang kesuburan harus selalu hadir sebagai salah satu bahan rujak. Sedangkan bagi orang Cina, buah delima merupakan salah satu buah wajib dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa bijinya yang banyak merupakan simbol rejeki yang melimpah.
Sejak jaman dulu, buah ini sudah dikenal orang sebagai obat cacing. Ahli obat bangsa Yunani, Dioscorides, yang hidup pada abad ke-1, memanfaatkannya untuk tujuan ini. Alkaloid dalam kulit buah dan kulit batang pohon delima membuat cacing melepaskan pegangannya pada dinding usus intestin. Tapi khasiat buah deima ini kemudian terlupakan di Eropa selama 1800 tahun! Baru pada abad ke-19 para ahli pengobatan Barat mulai menelitinya kembali. Gara-garanya adalah karena ada orang Inggris yang disembuhkan dari penyakit cacingan setelah diberi ramuan buah delima oleh seorang herbalis India.
Berkhasiat obat
Umumnya orang mengenal delima karena bentuk buahnya yang menarik sehingga sering disajikan di meja untuk dimakan segar, tanpa memperhatikan khasiatnya. Buah yang sudah matang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan vitamin C (11 mg/100g) dan asam malatnya (malic acid) ternyata lebih tinggi dari apel, pir atau pisang. Asam malat ini berguna untuk memperlancar metabolisme karbohidrat.
Lebih istimewa lagi, hampir semua bagian tanaman bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Selain buahnya, yang juga banyak diramu sebagai obat adalah bagian kulit buah, kulit batang, dan akar. Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30% elligatannin (tanin), triterpenoid, dan 0,5-1% alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang sangat toksik atau beracun, methylpelletierine, pseudopelletierine. Juga biji delima, daun dan bunganya telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan.
Menurut pengobatan herbal tradisional Cina, biji delima mempunyai khasiat antiradang sehingga sebagai obat antiradang dan obat mujarab untuk mengatasi rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas), bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya. Begitu juga kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringant banyak. Sakit tenggorokan pun bisa diobati denga berkumur dengan air rebusan kulit akar delima.
Sejak dulu ketenaran delima adalah sebagai obat manjur untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan seperti mencret, diare, disentri. Ini disebabkan karena kandungan tanin yang tinggi dan mempunyai khasiat astringen, yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus.
Manfaat delima sebagai obat tidak didasarkan pada pengalaman para pengobat tradisional. Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat tanaman ini. Penelitian Dr.Navarro dari Instituto Mexicano del Seguro Social, Meksiko, membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima merupakan senyawa yang ampu melawan bakteri Staphylloccus aureus, Escherichia coli. Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Candida albicans yang menjadi biang kerok diare. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa senyawa tanin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi entamoeba histolytica, penyebab disentri amuba. Sedangkan senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tanin, tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang delima, yaitu pelletierine dan Buahnya cantik, khasiatnya banyak. Tetapi, awas! Si delima merah yang menggiurkan ini juga menyimpan racun yang berbahaya.Buah delima tidak mudah ditemukan di pasar, khususnya di daerah perkotaan. Bahkan generasi muda sekarang banyak yang tidak mengenalnya. Padahal, tadinya buah ini begitu akrab dengan kehidupan tradisional masyarakat Indonesia. Tengok saja di Jawa, pada setiap acara nujuh bulan (bulan ketujuh kehamilan) delima wajib hadir sebagai pelengkap rujak yang terdiri dari tujuh macam buah-buahan. Pada bait-bait puisi, bibir gadis cantik digambarkan sebagai buah delima yang merekah.
Barangkali orang enggan mengenal dan mengkonsumsi buah delima karena buah ini mengandung biji dan keras pula. Apalagi untuk mendapatkannya cukup sulit. Wajarlah kalau tidak banyak yang mengenalnya.
Sebenarnya delima banyak jenisnya. Kini, di pasar buah dan pasar swalayan Anda bisa mendapatkan buah delima impor yang rasanya lebih oke, tidak lagi asam manis, tetapi benar-benar manis. Penampilannya pun lebih menarik. Bijinya? Tidak lagi menganggu, karena kini ada buah delima tanpa biji! Ada pula yang bijinya lunak dan tidak pahit bila digigit.
Yang Putih, Merah dan Hitam
Tanaman delima yang punya nama ilmiah Punica granatum L. (bahasa inggris pomegranate) ini merupakan tanaman semak yang bisa mencapai tinggi 6 meter. Memiliki batang bercabang banyak serta berduri. Bunganya merah atau putih. Ada juga yang ungu kehitaman. Bunga-bunga ini muncul dari ketiak daun dan berkembang menjadi buah eksotis yang bergelantungan pada cabang-cabang pohon. Bentuk buahnya seperti apel, dengan calyx atau mahkota yang menjadi ciri khasnya. Delima berbunga merah akanmenghasilkan buah delima berdaging merah. Buah dari bunga putih, dagingnya putih; jika bunganya ungu maka daging buahnya pun akan berwarna ungu.
Di dalam buah yang matang tersembunyi ratusan biji putih yang tertutup daging buah yang bening berwarna merah, putih atau ungu sesuai jenisnya. Daging buah inilah yang banyak mengandung air, yang rasanya manis-asam sampai manis-segar. Di Timur Tengah dan India biji buah delima ini sering ditaburkan di atas lauk sebagai garnis (dekorasi makanan) dan untuk pemanis.
Umumnya orang mengenal delima karena bentuk buahnya yang menarik sehingga sering disajikan di meja untuk dimakan segar, tanpa memperhatikan khasiatnya. Buah yang sudah matang mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan vitamin C (11 mg/100g) dan asam malatnya (malic acid) ternyata lebih tinggi dari apel, pir atau pisang. Asam malat ini berguna untuk memperlancar metabolisme karbohidrat.
Lebih istimewa lagi, hampir semua bagian tanaman bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Selain buahnya, yang juga banyak diramu sebagai obat adalah bagian kulit buah, kulit batang, dan akar. Kulit buah dan kulit batang delima mengandung 20-30% elligatannin (tanin), triterpenoid, dan 0,5-1% alkaloid yang terdiri dari pelletierine yang sangat toksik atau beracun, methylpelletierine, pseudopelletierine. Juga biji delima, daun dan bunganya telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan.
Menurut pengobatan herbal tradisional Cina, biji delima mempunyai khasiat antiradang sehingga sebagai obat antiradang dan obat mujarab untuk mengatasi rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas), bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya. Begitu juga kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringant banyak. Sakit tenggorokan pun bisa diobati denga berkumur dengan air rebusan kulit akar delima.
Sejak dulu ketenaran delima adalah sebagai obat manjur untuk mengobati berbagai gangguan pencernaan seperti mencret, diare, disentri. Ini disebabkan karena kandungan tanin yang tinggi dan mempunyai khasiat astringen, yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus.
Manfaat delima sebagai obat tidak didasarkan pada pengalaman para pengobat tradisional. Beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat tanaman ini. Penelitian Dr.Navarro dari Instituto Mexicano del Seguro Social, Meksiko, membuktikan bahwa ekstrak metanol yang terdapat pada kulit delima merupakan senyawa yang ampu melawan bakteri Staphylloccus aureus, Escherichia coli. Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan Candida albicans yang menjadi biang kerok diare. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa senyawa tanin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi entamoeba histolytica, penyebab disentri amuba. Sedangkan senyawa yang diketahui ampuh melawan cacing pita tidak hanya tanin, tetapi juga dua senyawa alkaloida piperidina yang terdapat pada kulit batang delima, yaitu pelletierine dan           
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tanin yang terkandung pada tanaman delima tidak hanyak aktif sebagai antibakteri saja, tetapi juga aktif melawan virus, antara lain virus penyebab penyakit cacar. Penelitian terbaru melaporkan bahwa delima dapat digunakan sebagai obat anti diabetes mellitus atau kencing manis. Jus delima yang telah difermentasi dan minyak yang diambil dari biji delima juga diketahui aktif sebagai antioksidan dan setara dengan teh hijau.

Sejak dulu, delima memang sudah dimanfaatkan sebagai penganan yang terkadang diolah menjadi minuman segar. Tak jarang pula diolah menjadi obat penyembuh berbagai penyakit.
Konon, seluruh bagian tumbuhan delima ini bisa dimanfaatkan sebagai obat. Mulai dari kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan bunganya. Untuk penggunaan kulit akar, biasanya dikeringkan dahulu. Sementara pengolahan kulit buah bisa langsung dipakai segar atau setelah dikeringkan.
Khasiat delima ini memang luar biasa banyak. Kulit buah digunakan untuk pengobatan sakit perut karena cacingan, buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) dan nyeri lambung.
Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk cacingan, terutama cacing pita (taeniasis), batuk, diare. Bunga digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan, bronkhitis.
Nah, daging buahnya bisa juga dimanfaatkan sebagai penurun berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi , sering kencing, rematik (artritis), perut kembung. Lalu biji-bijinya juga bisa dipakai sebagai obat penurun demam, batuk, keracunan dan cacingan.
Berdasarkan penelitian, kulit akarnya yang banyak menyimpan senyawa-senyawa alkaloid, antara lain pelletierin. Senyawa ini berguna untuk pengobatan cacingan. Sementara tumbukan buah atau seduhannya berguna untuk menghentikan mencret atau disentri. Lantas, air rebusan bunganya bisa dijadikan alternatif pereda sakit gigi.
Selain alkaloid, dalam kulit akar, kulit batang dan buah, terkandung zat penyamak. Zat ini berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori, antiseptik dan hemostatik yang baik untuk keputihan. Begitupun, olahan buah delima sebagai jus membuktikan khasiat yang lainnya.
Jus buah delima dipercaya mampu menangkal penyakit jantung dan meluruhkan penumpukan lemak. Percobaan sudah dilakukan pada tikus-tikus lab. Selain itu, delima mengandung antioksidan yang luar biasa tinggi. Karena itu, ia juga bisa dimanfaatkan untuk menangkis serangan radikal bebas.
Segelas jus buah delima mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin A dan C, mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium dan kalium) dan tanin. Pemanfaatan lain, karena kandungan alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang dan cacing kremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.
Membuat jus delima sangat mudah. Tinggal belah dan ambil bagian biji yang dibungkus daging berselaput. Masukkan daging buah dan biji ini ke dalam juicer atau alat pembuat jus. Setelah itu saring dan jus delima segar siap diminum. Satu buah delima ukuran sedang bisa menghasilkan setengah gelas jus. (berbagai sumber).
Seandainya Anda ingin menyimpan jus untuk pemakaian jangka panjang, bisa disimpan dengan proses tertentu. Caranya, jus dibeklukan dan disimpan dalam wadah kedap udara. Jus bisa disimpan di lemari pendingin dan bisa bertahan sampai beberapa minggu. (berbagai sumber)
Untuk melangsingkan badan
Tubuh yang langsing dan luwes idaman setiap wanita. olah raga dan diet bisa menolong, tetapi Anda juga bisa menempuh jalan lain. Tumbuklah 4 buah delima putih yang masih muda sampai halus. Campurkan air matang sebanyak satu cangkir. Saringlah dan beri garam sedikit. Siapkan ramuan ini pada sore hari dan diminum pada pagi harinya. Lakukan seminggu dua kali.
Untuk melangsingkan badan
Ambil 3 buah delima yang masih muda, tumbuk sampai halus. Seduh dengan air hangat, beri sedikit garam dapur, kemudian disaring hingga menjadi satu gelas.
Minumlah ramuan ini setiap pagi selama satu minggu berturut-turut. Dengan cara ini berat badan akan turun dan tubuh menjadi langsing. Hentikan minum ramuan ini bila tubuh Anda sudah langsing, agar tidak menjadi kerempeng.
Ada tiga ayat Quran yang menyebutkan delima.
وَهُوَ الَّذِيَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِن طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِّنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انظُرُواْ إِلِى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لآيَاتٍلِّقَوْمٍيُؤْمِنُونَ
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaanAllah) bagi orang-orang yang beriman.”Q.S. Al-An’aam 6:99
Ayat di atas juga saya kutip pada waktu saya menulis tentang zaitun. Ada pesan dari Sang Khalik tentang buah tersebut kepada manusia, yaitu pada saat buahnya tumbuh dan pada saat buah delima menjadi matang. Entah harus ditafsirkan apa, tapi memang sungguh indah memperhatikan buah delima yang matang, merah merekah hingga orang pun menjadikannya sebagai ungkapan terhadap kecantikan. Butir-butir buahnya yang sangat banyak membentuk segi yang tak beraturan dan teratur berdesak-desakan hingga tidak ada ruang kosong dalam buah tersebut. Saya tak pernah memperhatikan apakah ada kesamaan pola pada segi-segi biji buahnya yang merah transparan memperlihatkan putih kekuning-kuningan warna bijinya.
وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ جَنَّاتٍ مَّعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُواْ مِن ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُواْ حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ“
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Q.S. Al-An’aam 6:141
فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.
Q.S. Ar-Rahmaan 55:68
Ayat yang terakhir menggambarkan surga kepada manusia, selain deskripsi lain yang menggambarkan hamparan warna hijau, bersungai, banyak buah-buahan, termasuk kurma dan delima serta tak lupa bidadari-bidadari yang cantik.


Source : vinosa.wordpress 
http://www.cc.cc/sari buah delima merah 600 ml glg221259 obat segala macam penyakit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar